Azyumardi Azra tentang
The Clash of Civilization - 2013
Setidaknya dalam satu setengah dasarwarsa terakhir ada teori
megenai The Clash of Civilizations, perbenturan antara
peradaban-peradaban. Dan belakangan ini berdasarkan teori itu maka bermunculan
ada pandangan bahwa terjadi perbenturan peradaban antara Islam dan Barat. Teori
ini pertama kali dikemukakan seorang profesor, guru besar di Havarts Univesity
yang belum lama ini telah meninggal yaitu Samuel Hantingten. Dalam bukunya yang
diterbitkan dengan judul yang sama pada tahun 1956 judulnya adalah The Clash of
Civilizations yaitu perbenturan diantara peradaban-peradaban.
Dalam hal ini yang Samuel
Hantingten maksudkan dalam perbenturan peradaban itu adalah terutama antara peradaban
Islam dan Barat. Dan peradaban Islam itu pun juga sesungguhnya kalau kita
lihat, teori Samuel Hantingten ini sesungguhnya memiliki banyak kelemahan.
karena sesungguhnya mendikotomikan antara Barat dengan Islam itu juga secara
teoritis maupun substantif juga tidak mudah.
Karena, apa yang disebut sebagai dunia Islam itu
adalah beragam. kalau kita sebut sebuah kelompok, ada yang pro barat dan bahkan
mejadikan sekutu barat. Negara-nagara Arab contohnya, Arab Saudi, negara-negara
teluk, mesir itu semua adalah sekutu barat.
Nah yang dimaksut oleh samuel
hantingten itu kalau disederhanakan itu sesungguhnya konflik antara Iran dengan
Amerika. kedua negara itu Iran melawan Amerika telah konflik sejak revolusi
Ayatulah Kumaini 1979. Nah Barat sendiri secara substantif juga tidak sepenuhnya
menjadi suatu kutub atau blok yang monolitik[1].
Karena di barat misalnya, di Amerika-Eropa itu juga banyak orang Islam (kaum
muslim) memegang posisi-posisi, mulai dari pekerja kasar sampai pada pekerja
dinasa, begitu juga di eropa, Negara German, Prancis, Inggris dan seterusnya.
Dan lagi pula kita lihat sesungguhnya di Eropa khususnya itu banyak sekali
peninggalan Islam, di Spanyol. Dan bahkan menurut penelitian yang di lakukan
UNESCO dan PBB bahwa peradaban Barat itu bersumber dari tiga tradisi keagamaan.
Tradisi agama Nabi Ibrahim, yaitu Yahudi, Kristen dan agama Islam.
Saya kira teori The Clash of
Civilizations ini banyak kelemahannya dan oleh karena itu kita tidak perlu
mengikuti apalagi kemudian mendikotomisasikan[2]
antara Islam dengan Barat. Karena di negara muslim sendiri banyak mendapat
manfaat dari barat misalnya, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi hal-hal
yang positif dari barat bisa kita ambil dari dunia Barat, kemajuan ilmu
pengetahuan, kemajuan teknologinya, penataan kotanya, penegakan hukum. kalo
kita tidak bisa meniru setidaknya kita bisa ambil mana yang baik dari system
atau pengelolaan kehidupan sehari-hari (kebersihan).
nah sebaliknya dunia barat juga
bisa banyak belajar dari dunia muslim. hal-hal yang positif dari dunia muslim
itu bisa dipelajari, tapi tentunya ini tidak mudah. karena barat sendiri juga
memiliki prasangka-prasangka dan kadang-kadang bahkan di masyarakat juga ada
sikap yang bermusuhan terhadap Islam.
Dan ini adalah tugas dari kita
semua, masyarakat muslim untuk bisa memberikan perspektif yang benar mengenai
Islam, bahwa Islam itu sesungguhnya dalam banyak hal kompatibel (serasi) cocok
apa yang terjadi di dunia Barat khususnya dalam hal ini adalah dalam bidang
Ilmu Pengetahuan, dalam Bidang Sains, dalam bidang teknologi, dalam pengelolaan
pemerintahan, di dalam pegelolaan perkotaan dan lain sebagainya, dan bahkan
penyantunan sosial.
Jadi oleh karena itu apa yang di
sebut sebagai Clash of Civilizations itu lebih merupakan teori yang kemudian
merupakan memang kelihatannya seolah dirancang untuk membenturkan diantara
dunia muslim di satu pihak dengan dunia Barat pad pihak yang lain. Padahal
sesungguhnya di kutub ini banyak sekali tukar menukar peradaban, tukar menukar
ilmu pengetahuan, tukar menukar aspek kehidupan yang lain.